Mengubah Sikap Mengubah Nasib

Kesuksesan tergantung sikap dan perilaku positif.

Dr. William James, Father of America psychology, mengatakan : “We can alter our lives by altering our altitudesManusia dapat mengubah kehidupannya dengan mengubah sikap dan cara berpikirnya.” Orang yang terbiasa berpikir positif selalu menemukan solusi-solusi cerdas. Sebab pikiranyang positif dapat bekerja secara sederhana, mencari ide dan segala kemungkinan untuk berhasil.

  • Pernahkah anda merasa tidak bersemangat dalam menjalani pekerjaan?
  • Pernahkah anda merasa begitu marah kepada seseorang karena tindakannya yang tidak membuat anda nyaman?
  • Pernahkah anda merasa sedih karena kesalahan yang telah anda perbuat?

Jika salah satu atau bahkan semua jawaban dari pertanyaan diatas adalah ”Ya”, maka Anda perlu menelaah artikel ini baik-baik.

Dikisahkan ada dua orang anak dari sebuah keluarga yang kacau balau, karena ayah mereka adalah seorang pemabuk dan penjudi yang senantiasa pulang malam dan mengamuk , memukuli ibu dan anak anaknya.Hal ini berlangsung terus sampai anak anaknya menjelangdewasa dan baru berhenti setelah sang ayah meninggal dunia.

Ketika dua anak ini dewasa, terjadilah sesuatu yang sungguh kontras. Anak yang besar menjadi seorang Pengacara sukses yang kaya raya, tetapi adiknya si bungsu menjadi seorang kriminal yang kejam yang senantiasa buron dan tertangkap, kemudian berusaha lari dari penjara dan kembali tertangkap . Seorang wartawan yang mengetahui kekontrasan ke dua orang kakak beradik ini, mencoba bertanya , pertama ia bertanya kepada yang sulung di Kantornya, dan ia mendapat jawaban, bahwa karena ayahnya yang seorang penjudi dan pemabuk berat inilah ia bisa berhasil seperti sekarang ini, kemudian untuk membandingkan dengan kakaknya , iapun bertanya kepada adiknya di dalam penjara, sang adik juga menjawab hal yang sama, yaitu karena ayahnya yang pemabuk dan penjudi itulah, ia menjadi seperti sekarang ini.

Kisah ini menunjukkan bahwa keburukan bagaimanapun yang dialami seseorang tidak dapat menghalangi seseorang untuk menjadi sukses, tergantung bagaimana ia menyikapinya. Ini bukan berarti kita menyetujui cara hidup yang tidak benar seperti contoh sang ayah dalam kisah di atas, tetapi realitas hidup semacam ini, pasti juga dialami oleh banyak orang. Mungkin diantara kita ada yang seperti kisah diatas, mengalami kekerasan oleh orang tua sendiri, dianiaya, diperlakukan sangat buruk, tetapi jika engkau mengambil sikap yang tepat dari keadaan itu, maka engkau justru akan mengubah keadaanmu yang dulu menjadi sesuatu keberhasilan yang luar biasa.

Satu hal penting yang harus kita pahami pertama kali adalah respon kita terhadap suatu stimulus adalah merupakan suatu pilihan bukan merupakan suatu respon otomatis yang sifatnya mutlak. Saat kita mendapatkan perlakuan yang tidak enak dari orang lain, biasanya kita akan marah terhadap orang itu. Pertanyaan nya adalah, respon marah itu merupakan sesuatu yang otomatis dan mutlak, atau merupakan pilihan yang kita ambil? Kita pasti akan menyetujui bahwa respon marah itu adalah pilihan yang kita ambil dan bukan merupakan respon otomatis. Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa respon marah yang kita pilih? Apakah itu adalah pilihan yang terbaik? Mengapa terdapat kesan bahwa respon marah itu otomatis muncul jika ada stimulus yang tidak mengenakkan kita?

Mungkin ada yang salah saat kita memprogram pikiran kita. Bisa jadi dari pemahaman kita yang kurang tepat, atau pengaruh orang-orang di sekitar kita. Mari kita periksa kembali, apakah kita yang mengendalikan pikiran kita, atau malah kita yang di kendalikan oleh pikiran kita. Karena kita telah meyakini bahwa setiap respon itu adalah pilihan maka mulailah untuk memilih respon terhadap suatu stimulus itu dengan respon-respon yang baik.

Lalu bagaimana kita memulainya?
Pertama-tama hadirkan pertanyaan ini, ”Apa yang mencegah anda untuk memilih selain respon itu?

Sebagai contoh saat anda mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari customer anda, kemudian anda mulai merasa marah. Hal pertama yang harus anda pertanyakan adalah, ”Apa yang mencegah anda untuk memilih selain rasa marah?” atau lebih jelasnya, ”Apa yang mencegah anda untuk memilih rasa senang, Apa yang mencegah anda untuk memilih rasa gembira, Apa yang mencegah anda untuk memilih rasa enjoy… Ternyata tidak ada yang mencegah anda untuk memilih respon lain, kemudian kenapa Anda memilih rasa marah padahal tidak ada yang mencegah anda untuk memilih respon lain yang jauh lebih baik.

Kemudian setelah kita yakin bahwa kita bebas memilih respon apapun yang terbaik bagi kita, maka langkah selanjutnya kita bisa melakukan reframing.

Apa yang dimaksud dengan Metode Reframing?
Metode Reframing adalah metode untuk mengubah frame berpikir kita menjadi lebih positif. Metode Reframing terdiri atas tiga cara, yaitu metode reframing dengan mengubah Content, Context dan Time.

Untuk lebih mudahnya kita pelajari dengan contoh-contohnya seperti dibawah ini : Jika kita sering kesal pada atasan yang sering marah-marah kepada kita maka buat lah diatas kertas tulisan berikut ini dengan menggunakan pinsil dan ukuran huruf yang kecil :

Atasan yang sering marah-marah kepada saya membuat saya kesal

Kemudian dibawah nya buatlah kalimat yang sudah di reframing dengan spidol dan ukuran huruf yang lebih besar seperti dibawah ini :

  • Atasan yang sering marah-marah kepada saya membuat saya lebih teliti dalam bekerja. 
  • Atasan yang sering marah-marah kepada saya membuat saya lebih sempurna menyelesaikan pekerjaan saya

    ( Kedua kalimat diatas adalah termasuk dalam Reframing Content, yaitu mengubah kerangka berfikir dengan mengubah content nya ) 

  • Atasan yang sering marah-marah kepada saya bisa jadi sedang memproyeksikan saya untuk menggantikan posisinya 
  • Atasan yang sering marah-marah kepada saya bisa jadi sangat perhatian terhadap saya dan menginginkan yang terbaik untuk saya.

    ( Kedua kalimat diatas adalah termasuk dalam Reframing Context, yaitu mengubah kerangka berfikir dengan mengubah context nya ) 

  • Atasan yang sering marah-marah kepada saya membuat saya bersyukur, karena saya masih memiliki atasan yang berarti saya masih memiliki pekerjaan. Ini lebih baik jika dibandingkan dengan dulu ketika saya belum memiliki pekerjaan. 
  • Atasan yang sering marah-marah kepada saya membuat saya gembira, karena saya masih memiliki atasan yang berarti saya masih memiliki pekerjaan. Ini lebih baik jika dibandingkan dengan nanti ketika saya sudah pensiun dan tidak memiliki pekerjaan.

    ( Kedua kalimat diatas adalah termasuk dalam Reframing Time, yaitu mengubah kerangka berfikir dengan mengubah context nya berdasarkan waktu )

Buatlah sebanyak-banyak nya kalimat-kalimat reframing dalam kertas anda sehingga anda merasakan ada sesuatu yang berubah dalam diri anda. Saya selalu menggunakan ini untuk menyikapi hidup yang terkadang diluar perkiraan kita, sehingga kita bisa lebih ringan dan lebih mudah menjalani hidup, dan kita dapat membuang semua respon-respon negatif yang terkadang muncul dalam kehidupan kita, baik itu respon rasa marah, kesal, sedih terlalu berlebihan dan respon-respon negatif lainnya.

Semakin Anda banyak melakukan reframing dalam hidup anda, semakin banyak manfaat yang akan anda rasakan.

INFO WORKSHOP QUANTUM MIND TECHNOLOGY. KLIK DI SINI..

NEXT EVENT :
✔ SURABAYA 10 & 11 NOVEMBER 2012
✔ HONGKONG, 24 & 25 NOVEMBER 2012
✔ Jakarta, 8 & 9 Desember 2012

INSYA ALLAH AKAN DI SELENGGARAKAN DI :

SURABAYA : SOHO, Jl. Ketintang Baru III No. 79 Surabaya.
JAKARTA : Atlantic Hotel, Jl. Salemba Raya 26, Kramat, JAKARTA PUSAT

 INFO LENGKAP JADWAL, INVESTASI TRAINING, & CARA PENDAFTARAN.
KLIK https://www.facebook.com/notes/edi-sugianto/quantum-mind-technology-workshop/356646494427359

Selengkapnya, kunjungi website kami : http://www.naqsdna.com



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...


Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *